Музей текстиля (Индонезия, Джакарта)

Textile Museum (Jakarta)

Музей текстиля (индон. Museum Tekstil) — музей в Индонезии, в котором представлена коллекция текстиля из Индонезии, которая является крупнейшим в мире архипелагом и состоит из 5 основных островов и около 30 небольших архипелагов с уникальной текстильной культурой.

Музей был открыт 28 июня 1978 года, находится в г.Джакарта, Индонезия.

История

Здание Музея текстиля было построено в начале 19-го века. Первоначально это был частный дом француза. Позже дом был продан Абдулу Азиз Ал Муссави аль Муса Хадим, который был турецким консулом Батавии. В 1942 году дом был снова продан Кэрел Кристиан Крукью.
Во время войны за независимость Индонезии с 1945 по 1947 годы, здание использовалось в качестве главного офиса армии «Barisan Keamanan Rakyat» («Фронт народной безопасности»).
В 1947 году дом принадлежал Ли Сион Пхину, который сдавал его в аренду Департаменту по социальным вопросам Индонезии, который переделал дом в учреждение для пожилых людей. В конце концов, строение было передано правительству города и 28 июня 1978 года оно получило название Музея текстиля мадам Тянь Сухарто.

Показать больше

Музей

Архитектура здания – неоклассический стиль с элементами барокко.

Здание музея оформлено художественными орнаментами и картинами. В музее функционируют демонстрационные залы, где показываются примеры традиционного текстиля со всех регионов Индонезии. На заднем дворе до сих пор сохранился сад, где выращивают растения для создания натуральных красителей. Раньше в этом саду проводили эксперименты с растениями для получения самых ярких красок для текстиля.

Текстильный музей Джакарты также является образовательным учреждением, миссия которого заключается в сохранении культуры традиционного индонезийского текстиля. Здесь проводятся различные обучающие программы, лекции, семинары и дискуссии для общественности.

Экспозиции

В Музее текстиля выставлены многие виды изделий традиционного индонезийского ткачества, например, яванский батик, батакский улос, икат с великолепными узорами и яркими цветами, которые выполняются исключительно вручную.

В нём также выставлены традиционные инструменты для ткачества и оборудование для производства текстиля.

Музей текстиля является одной из самых главных достопримечательностей Джакарты.


Рейтинг Google4.5
Дата открытия28 июня 1978
Дата основания28 июня1978 год

Источник информации: Wikipedia

Показать «Музей текстиля» на карте

Музей текстиля на карте

Отзывы на «Музей текстиля»

Общий рейтинг Гугл (4.5, всего отзывов: 2242). Ниже приведено несколько последних отзывов, полученных от Гугла.

Anissa Yuliani, 2020-08-10

museumnya lumayan luas dan koleksinya bagus. harga tiket masuknya sebesar 5rb rupiah. terdapat beberapa bangunan yang mana bisa kita kunjungi semua, tapi yang paling aku suka yaitu pendopo batik dimana kita bisa belajar membatik dengan membayar 35rb dan hasil karya yang kita buat boleh dibawa pulang.
Nina Liu, 2020-10-05

Many kinds of batik displayed here. You can see many different colorful batik from centrol jawa.
Subakti Muttaqin, 2019-10-11

Museum Tekstil merupakan sebuah cagar budaya yang secara khusus mengumpulkan, mengawetkan, serta memamerkan karya-karya seni yang berkaitan dengan pertekstilan Indonesia. Bertempat di Jalan Aipda K.S. Tubun No.4, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, museum ini secara resmi dibuka pada tanggal 28 Juli 1976 dan berdiri dengan menempati gedung tua di atas areal seluas 16.410 meter persegi. Dalam sejarahnya, gedung yang digunakan sebagai museum ini dahulu merupakan rumah pribadi seorang warga keturunan Perancis yang hidup di abad ke-19. Namun gedung ini kemudian dijual pada seorang anggota konsulat Turki bernama Abdul Aziz Al Musawi Al Katiri. Pada tahun 1942, gedung ini dijual lagi kepada orang yang bernama Karel Cristian Cruq. Tidak begitu lama, gedung ini pun beralihtangan lagi dan dijadikan Markas Besar Barisan Keamanan Rakyat (BKR) pada saat menjelang kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1947, kepemilikan gedung ini dipegang oleh seseorang yang bernama Lie Sion Phin. Setelah beberapa kali beralih kepemilikan dan beralih fungsi, akhirnya pada tahun 1975, gedung ini diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta dan dijadikan sebagai Museum Tekstil. Peresmian Museum Tekstil dilakukan oleh Ibu Tien Soeharto pada tanggal 28 Juni 1976. Sebagai sebuah museum tekstil terbesar di Indonesia, museum ini mempunyai koleksi-koleksi yang terhitung banyak, yakni sekitar 1.000 buah. Keistimewaan museum ini terletak pada koleksi-koleksinya yang kebanyakan merupakan koleksi tekstil tradisional Indonesia. Koleksi-koleksi tersebut dikelompokkan dalam empat bagian, yakni koleksi kain tenun, koleksi kain batik, koleksi peralatan, dan koleksi campuran. Wisatawan yang berkunjung ke museum ini dapat menyaksikan aneka kain batik bermotif geometris sederhana hingga yang bermotif rumit, seperti batik Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Palembang, Madura, dan Riau. Selain itu, wisatawan juga dapat menyaksikan bendera Keraton Cirebon yang merupakan koleksi pilihan, karena usianya yang paling tua. Bendera itu terbuat dari bahan kapas berupa batik tulis yang berhias kaligrafi Arab. Bendera mirip plakat itu konon merupakan peninggalan bersejarah dari tahun 1776 M yang sangat disakralkan di Istana Cirebon. Pada saat itu bendera tersebut sering dipakai sebagai simbol syiar Islam. Selain memamerkan koleksi pertekstilan, di museum ini juga terdapat sebuah taman di halaman belakang yang diberi nama Taman Pewarna Alam. Taman seluas 2.000 meter persegi ini berisi pohon-pohon yang dapat digunakan sebagai bahan baku pewarna alam. Penanaman pohon-pohon itu bertujuan mendidik masyarakat agar mengenal dan mengetahui pohon-pohon yang dapat digunakan sebagai bahan baku pewarna alam. Keistimewaan lainnya yang terdapat di museum ini adalah kursus membatik. Kursus ini dilaksanakan bersamaan dengan hari-hari buka museum. Kursus membuat batik ini dilaksanakan di sebuah bangunan yang terletak di halaman paling belakang Museum Tekstil. Bangunan ini bergaya rumah panggung lebar yang tak mempunyai sekat di dalamnya. Semua bahan bangunannya terbuat dari kayu dengan cat berwarna coklat tua. Di ruangan ini tidak terdapat pendingin ruangan (AC), karena telah terdapat beberapa jendela yang mengelilingi ruangan untuk mengalirkan udara segar.
Sugiono Arifin, 2020-07-25

Museum ini terletak di sebelah selatan Pasar Tanah Abang dan Stasiun Tanah Abang. Museum ini tidak begitu kelihatan dari jalan. Saat masuk harus pakai kartu emoney dari Pemprov DKI Jakarta. Kalau Anda gak bawa kartu terseburmt bis beli saat mau masuk parkir. Parkir Kendaraan Roda 4 cukup banyak juga untuk roda 2. Ada banyak gedung musuem di sini. Gedung utama berisi mengenai corak batik yang anda di nusantara. Juga ada gedung khusus kayak ruang pamer yang ada disisi utara gedung utama. Musuem ini cocok untuk foto prewedding. Di belakang ada pendopo untuk workshop membatik.
Maria Fransiska, 2020-06-09

Buat museum ini untuk lokasi dekat dengan stasiun tanah abang. Jadi kalau jalan kaki dari stasiun juga dekat. Tidak terlalu membuang ongkos jika bisa naik kereta. Biasanya, suka dikunjungi oleh mahasiswa untuk membuat tugas project dan rombongan dari berbagai sekolah atau universitas. Disini selain melihat-lihat, kita juga bisa belajar membatik dari melukis sampai pewarnaan kain batik. Jika lurus terus ke arah belakang kalian dapat menemukan semacam monumen canting besar dan disitu tempat untuk membatik.